Tirtha Tirtha menyajikan perspektif tentang identitas Bali yang skeptis terhadap keberadaan Bali yang "asli" saat ini. Menentang identitas visual yang sudah ketinggalan zaman yang telah menjadi sinonim dengan propaganda pariwisata, kesombongan pascakolonial, dan retorika populis. Sebaliknya, menyajikan pandangan relativis tentang Bali, dengan mengemukakan bagaimana hubungan pribadi seseorang dengan pulau tersebut membentuk pandangan mereka tentang cara mereka mengidentifikasi ke-Bali-an. Untuk mengilustrasikan, foto-foto tersebut membingkai air sebagai tempat penampung Bali, perangkat visual yang mengungkapkan bagaimana kebenaran masyarakat yang ditemukan di pulau tersebut berhubungan dengan Bali dengan cara mereka sendiri. Dari kolam yang mengandung klorin untuk wisatawan resor, mata air suci untuk peziarah desa, air banjir perkotaan untuk komuter dalam kota, dan irigasi pertanian untuk petani sawah. Menyajikan potret untuk memperluas empati kita terhadap berbagai perspektif tentang Bali, dan lanskap untuk memeriksa hubungan kita sendiri dengan tempat dan identitas.